Bripda Eka mempunyai Kesibukan lain menjadi Tukang Tambal Ban

polwan tambal ban

Abrorrinata.com – Ini adalah kisah seorang polisi wanita berpangkat bripda yang nyambi sebagai tukang tambal ban. Hidup serba pas-pasan tidak membuat gadis bernama Eka Yuli Andini (19) patah arang. Ia menolak menyerah pada keadaaan.
Hasilnya, Gadis lulusan SMK Negeri 2 Salatiga jurusan Teknik Komputer dan Jaringan ini lolos tanpa uang pelicin saat menempuh pendidikan kepolisian Pusdik Binmas, Banyu Biru, Ambarawa, Jawa Tengah. Hebatnya lagi, Eka menunduduki rangking tujuh dari 7.000 peserta lainnya saat pendidikan calon bintara (Secaba) kepolisian se-Indonesia.

Nah, kini Bripda Eka sudah 6 bulan menjadi Polwan. Meski sudah sibukan sebagai abdi negara, ia tetap membantu profesi ayahnya sebagai buruh tukang tambal ban di Jalan Veteran, Pasar Sapi RT 2 RW 6, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sabirin (49) dan Darwanti (40) tak pernah malu dan gengsi membantu orangtuanya. Itu dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah mulai SMP hingga SMK.
Selepas tugas piket di Mapolresta Salatiga, ia langsung pulang ke rumah kontrakan sekaligus bengkel yang hanya berukuran 6×6 meter. Dengan cekatan ia melayani langganan tambal ban ayahnya.
Awalnya sama sekali tidak terbayang dibenak Bripda Eka untuk menjadi seorang Polwan.
Gadis berkelahiran 30 Juli 1996, mulanya ingin bekerja di sebuah stasiun televisi besar berskala nasional.
Makanya, ia mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan agar mahir dalam bidang editing gambar dan animasi di televisi atau bidang broadcasting.

“Orangtua saya nggak pernah mengarahkan. Saya awalnya ingin kerja di broadcast, bagian editing dan ahli animasi karena saya ingin bekerja di stasiun tv terkenal,” kenang Eka saat ditemui Merdeka.com, kemarin di RSUD Salatiga di Bangsal Kelas 3 Flamboyan, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Ia tengah menunggui ayahnya Sabirin yang sedang sakit paru.

Bripda Eka mengaku pernah membuat web dengan teman-teman. Mulai dari mengedit video, foto hingga desain grafis. Namun, menjelang kelulusan, dia mendapat dorongan dari Mara Tilofashanti salah satu guru multimedia komputer di SMK Negeri 2 Salatiga. Saat itu ada sosialisasi penerimaan polwan dari Polresta Salatiga.

Bripda Eka kemudian mencoba mengadu nasib dan keberuntungan mengikuti seleksi penerimaan Secaba Polri di Kota Semarang, Jawa Tengah. “Awalnya aku sempat daftar di salah satu perusahaan perkabelan otomotif, Subang, Jawa Barat. Saat itu dipanggil buat tes tertulis. Terus dapat panggilan ke Semarang untuk seleksi setelah tes kesehatan di Polri,” ujarnya.

Karena waktunya berbarengan, Eka memilih seleksi di Polri. Ia sempat mengaku tak percaya diri, karena hanya memiliki tinggi badan 156 cm dengan berat hanya 48 kg.

Meski telah berhasil menjadi anggota polwan, sosok gadis berparas imut ini tetap menunjukkan kesederhanaannya. Ia tak jumawa dan tidak pernah malu menjadi tukang tambal ban. Asal itu halal!

(Mohammad Abrorri Natakusumah)

Leave a comment